1.27.2012

ShariNG hoLIday FillS

I am at my hometown, Bintulu... here some pictures i would like to share, click images to view the full size.... :D



















































1.16.2012

Nice Analogi


A berada kat atas bangunan.B berada di tingkat bawah.A nak panggil B,tapi B tak dengar.A pun baling duit syiling ke B dgn harapan B mendongak ke atas.Tapi B terus tunduk ambil duit syiling tu tanpa memandang ke atas [ke arah A].Bila A membaling batu ke bawah,lalu mengenai si B,baru B mendongak ke atas.

**Agak-agak kita dgn Allah macam tu ke?Apabila diberi musibah baru nak pandang Allah?

**Dan apabila diberi nikmat tak pernah bersyukur malah tak dikongsi sdikit pun dgn orang yg memerlukan.

~Allahu Allah,analogi di atas sedikit sebanyak memberi kesan di hati.Jom muhasabah diri.Moga kita tergolong dlm golongan hamba yg mensyukuri nikmatNya.ameen,InsyaAllah :') ~

via akuislam.com




Kuala Lumpur






Al-Miqdad bin Amru





(Sahabat, wafat pada tahun 33 H, dalam usia 70 tahun)

Pasukan Kavaleri Pertama Islam

Ia r.a dijadikan anak angkat oleh al-Aswad bin Abdu Yaghuts, sehingga (dulunya) ia dipanggil dengan al-Miqdad bin al-Aswad. Ketika turun ayat ke 5 surat Al Ahzaab yang artinya,


"Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka",


Ia r.a dipanggil dengan nama al-Miqdad bin Amru. Ia r.a ikut serta dalam perang Badar, Uhud dan semua peperangan, bersama Rasulullah S.a.w. Postur tubuhnya jangkung, berkulit sawo matang. Rambut kepalanya lebat dan matanya yang lebar dihiasi dengan bulu mata yang lebat pula. Janggutnya dikucir.


Al-Qosim bin Abdurrahman berkata, "Yang pertama kali menunggang kuda untuk berperang adalah al-Miqdad".


Bahkan, Rasulullah S.a.w pun memujinya, "Tidak ada seorangpun diantara kita yang menunggang kuda pada perang Uhud, kecuali al-Miqdad".

Thoriq bin Syihab meriwayatkan, bahwa Abdullah berkata,





"Saya menyaksikan al-Miqdad dalam suatu pertempuran. Sungguh aku lebih suka menjadi teman baginya yang sebenarnya, daripada hanya sekedar julukan. Ia (al-Miqdad) datang kepada Nabi ketika beliau sedang berdoa agar pasukan musyrikin kalah. Lalu ia berkata kepada Rasulullah,


" Wahai Rasulullah, demi Allah, kami tidak akan mengatakan kepadamu sebagaimana perkataan Bani Isra`il kepada Musa, "….pergilah kamu bersama Rabbmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja". (QS.5:24). Tetapi kami akan berperang disamping kiri dan kananmu serta dimuka dan belakangmu'. Lalu aku lihat muka beliau berseri karena (ucapan al-Miqdad) tersebut".

(HR.al-Imam Ahmad).

Riwayat dari Abdurrahmaan bin Jabir bin Nafir, dari bapaknya mengatakan


"Suatu hari kami duduk bersama al-Miqdad. Seorang lelaki datang dan berkata, "Beruntunglah kedua mata (al-Miqdad) ini yang telah melihat Rasulullah. Demi Allah, sungguh kami akan senang bila melihat apa yang kau lihat dan menyaksikan apa yang kau saksikan'.





Perkataan tersebut membuatnya marah, dan kami heran. Padahal ia tak pernah berkata kecuali, dalam kebaikan. Ia memandang lelaki tersebut dan berkata,


" Apa yang membuat orang ini mengkhayal sesuatu yang tidak Allah taqdirkan baginya. Ia tidak mengerti bagaimana keadaan dirinya seandainya menyaksikan (apa yang saya saksikan). Sungguh, suatu kaum telah datang dan menyaksikan Rasulullah, tetapi Allah membenamkan mereka ke Jahannam karena tidak mau membenarkan dan beriman kepadanya. Tidaklah engkau memuji Allah yang telah mengeluarkanmu dalam kondisi tidak mengerti apa-apa kecuali Rabbmu, lalu kalian membenarkan apa yang dibawa oleh Nabi kalian…."



(disarikan dari Shifatu ash-Shofwah,I/221-222)

Oleh : Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia





Kuala Lumpur




1.15.2012

Penyakit Orang Baik2

Ada satu jenis penyakit, yg hanya dihinggapi oleh orang baik. Orang jahat tidak dapat penyakit ini, kerana penyakit ini hanya untuk si pelaku baik. Penyakit ini amat bahaya, malah menyebabkan hati rosak dan sukar diubati.

--------------------------------------------------------------------------------------------
Penyakit apakah itu? Hadis ini menerangkan mengenai penyakit untuk orang baik.
--------------------------------------------------------------------------------------------

Daripada Abu Hurairah r.a, Rasulullah s.a.w telah bersabda yang bermaksud : Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat ialah seorang yang mati syahid. Orang itu dihadirkan di hadapan Allah, lalu diingatkan nikmat-nikmat yang pernah diberikan kepadanya.

Allah bertanya : “Apakah yang engkau telah lakukan untuk mensyukuri nikmat-nikmat ini?”, orang itu menjawab : “Aku berjuang di jalan-Mu sehingga terbunuh.”

Allah berfirman : “Engkau berdusta! Kerana engkau berjuang agar disebut sebagai pemberani!”

Dan sememangnya orang ramai menyebut sedemikian rupa. Orang itu lalu diseret atas wajahnya, kemudian dicampakkan ke dalam neraka.

Allah memanggil seseorang yang belajar ilmu, mengajarkannya dan membaca al-Quran.Orang ini dihadirkan, lalu disebut kepadanya semua nikmat Allah sehingga ia mengingatinya.

Allah lalu bertanya : “Apakah yang engkau telah lakukan untuk mensyukuri nikmat-nikmat ini?”

Dia menjawab : “Aku mempelajari ilmu, lalu mengajarkannya dan membaca al-Quran.”

Allah berfirman : “Engkau berdusta! Kerana engkau belajar agar disebut alim, dan membaca al-Quran agar disebut qari (hafiz).”

Dan sememangnya orang ramai menyebut sedemikian rupa. Orang itu lalu diseret atas wajahnya, kemudian dicampakkan ke dalam neraka.

Allah lalu memanggil seseorang yang telah diberikan harta yang melimpah ruah. Orang ini dihadirkan dan disebut-sebutkan kepadanya nikmat-nikmat Allah s.w.t sehingga ia mengingatinya.

Allah lalu bertanya : “Apakah yang engkau telah lakukan untuk mensyukuri nikmat-nikmat ini?”

Dia menjawab : “Aku membelanjakannya di tempat-tempat engkau kehendaki.”

Allah berfirman : “Engkau berdusta! Kerana engkau melakukannya agar dikenali sebagai dermawan.”

Dan sememangnya orang ramai menyebut sedemikian rupa. Orang itu lalu diseret atas wajahnya, kemudian dicampakkan ke dalam neraka.

--------------------------------------

Demikianlah penyakit orang baik, yg org jahat tidak lakukannya, yakni membanggakan apa jua amal kebaikan yang dilakukan. Dia ingin dikenali, mashyur atas tiket kebaikan yang dilakukan. Inilah yg dipanggil riak

Ali bin Abi Talib pernah berkata : Tanda riak itu 3 perkara : Malas beramal jika sendirian, rajin beramal jika dalam ramai, dan menambah amalan jika dipuji, dan menguranginya bila dicela.

Berkata Syeikh Abdul Qadir Dastuti : “Seorang hamba tidak patut berbangga dengan ilmu, harta dan jabatan yang dimilikinya sebelum ia selamat melintasi titian sirat. Apa gunanya pujian jika ia tetap terjatuh ke dalam neraka pada hari kiamat nanti?”

Pujian itu adalah ujian, dan nikmat yang bersyukur kepada-Nya.
Demikianlah syukur, penghapus segala rasa bongkak diri. Berhati2lah penyakit ini, yg hanya pada org baik hati.


Jom muhasabah diri... :D


Copy from seorang hamba Allah... bagus untuk direnung-renungkan bersama...



Kuala Lumpur




Wahai Daie


Wahai daie,
Cuba bertanya dalam diri...
Cuba cari dalam diri...
Sebenarnya apa yang kita mahu dari dakwah ini...?
Dakwah tidak memerlukan kita...
Tapi kita yang memerlukan dakwah...


Wahai daie,
Cuba bertanya dalam diri...
Cuba cari dalam diri...
Mengapa egomu tinggi mengalahkan yang hak dilaksanakan...?
Mengapa egomu menjadikan engkau seorang daie robot...?
Hidupmu berulang setiap minggu berusrah...
Namun tiada peningkatan dalam amalmu kepada Allah SWT,
dalam gerak kerjamu...






Wahai daie,
Cuba bertanya dalam diri...
Cuba cari dalam diri...
Bagaimana hubunganmu dengan Allah SWT...?
Bagaimana hubunganmu dengan sesama manusia...?
Mari kembali kepada Allah wahai jiwa...
Setiap makhluk yakni manusia ada cerita tersendiri...
yang membawa mereka kepada hari ini...
Tak usah merasa lebih baik...
Riak tersembunyi itu sangat berbisa penangannya...


Wahai daie,
Cuba bertanya dalam diri...
Cuba cari dalam diri...
Kenali siapa diri...
Jangan lupa diri...
Bagai kacang melupakan kulit...
Semua berlaku atas kuasa-Nya...
Mengapa sentiasa lupa akan kekuasaan-Nya...?


Marilah kita memuhasabah diri...
dan memperbaiki kembali diri...
dan mengajak juga orang lain ke arah kebaikan bukan baik hanya sahaja pada diri sendiri...
Istiqamah itu manis tapi pahit untuk dipenuhi...
Di mana Allah dalam hati diri?
Di mana Islam dalam hidup diri?
Allah, lapangkanlah dada kami dengan kurnia iman...
dan indahnya tawakkal kepadamu...

*************************************************************************







Nukilan : Penulis



Kuala Lumpur







1.10.2012

Tidurrr | Zzzzz





Kita tidak boleh lari dari terpengaruh dan terhasut oleh bisikan-bisikan syaitan yang sentiasa tidak putus asanya ia mahu menyesatkan manusia dan menarik manusia ke arah kebinasaan. Nafsu sentiasa mengajak manusia ke arah keburukan yang akhirnya menjerat seseorang jauh dari Allah SWT.


Menurut Fudhail, ada dua kebiasaan yg dapat membuat hati keras:

Banyak tidur dan banyak makan.

(HR.Baihaqi)



Beberapa ahli ma'rifat mengatakan bahwa rasa sedih (karena dosa) tidak akan muncul dengan banyak tidur.




Safaraini, ketika menerangkan kebiasaan Abu Daud, mengatakan bahwa banyak tidur menyebabkan banyak bencana. Banyak tidur menandakan adanya kelemahan dan ketidak-cerdasan pada diri seseorang. Banyak tidur adalah penyebab timbulnya kemalasan, ketidak berdayaan dan hilangnya waktu untuk hal yang tidak bermanfaat. Banyak tidur menyebabkan hati mengeras, lalai, lalu mati. Banyak dalil yg menunjukkan hal itu yg berasal dari ucapan orang2 di masa lalu.







Ibnul Qayim menganggap banyak tidur sebagai salah satu penyebab rusaknya hati. Menurut beliau, banyak tidur mematikan hati, memperberat tubuh, membuang-buang waktu dan menyebabkan banyak kelalaian dan kemalasan.




Tidur ada yang sangat di benci dan ada pula yang bermanfaat bagi tubuh. Tidur yang bermanfaat adalah tidur yang pada saat di butuhkan. Tidur di permulaan malam lebih baik dan lebih bermanfaat dari pada tidur di akhir malam. Tidur di tengah siang lebih bermanfaat dari pada tidur di awal maupun di akhir siang. Tidur yang banyak di lakukan di hujung waktu bahayanya lebih besar dari manfaatnya, terutama yang dilakukan di waktu ashar atau pagi hari, kecuali bagi orang yang tidak tidur semalaman.



Di antara tidur yang di benci adalah tidur di antara waktu subuh dan matahari terbit, karena itu adalah waktu yang sangat berharga. Bagi para salih, bekerja pada waktu tersebut mempunyai keutamaan yg luar biasa. Bahkan, andaikan bekerja sepanjang malam, ia tidak akan berhenti pada waktu itu hingga terbit matahari. Waktu antara subuh dan matahari terbit adalah awal siang dan kuncinya, waktu turunnya rezeki dan berkah. Dari situlah siang berawal dan di situlah semua hikmah berkumpul. Maka, yang tidur pada waktu itu adalah orang yang terpaksa.




Secara umum, tidur yang paling baik adalah tidur setengah malam, yaitu pada awal malam (setelah waktu isyak) dan seperenam mlm yang akhir, kira2 8 jam. Menurut para dokter, ini adalah waktu yang paling baik untuk tidur. Jika kurang atau lebih dari itu akan menyebabkan tubuh sakit.





Di antara tidur yang tidak bermanfaat adalah tidur di awal malam (setelah matahari terbenam dan sebelum waktu isyak). Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam tidak menyukai tidur pada waktu itu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidur pada waktu itu tidak baik menurut syari'at maupun kesehatan.




Sama halnya dengan bnyak tidur, kurang tidur juga mengakibatkan bahaya yang tidak kalah besar. Di antaranya adalah mengakibatkan buruknya penampilan, sakitnya jiwa, dan hilangnya kemampuan berfikir dan beramal. Selain itu, kurang tidur juga menyebabkan munculnya penyakit yang berbahaya sehingga seseorang tidak dapat memanfaatkan hati dan tubuhnya.



Sesuatu yang ada akan lurus jika disikapi dengan adil. Barang siapa dapat bersikap adil, maka akan mandapatkan kebaikan. Hanya kepada Allah kami maminta perlindungan.




Dari Buku:Mengendalikan Hawa Nafsu

Oleh:Ali ibn Muhammad ad-Dihami




Semoga bermanfaat untuk kita selalu memuhasabah diri terutama diri sendiri dan selalu ingat tentang bahayanya tidur yang berlebihan..



Salam ukhwah...





Kuala Lumpur










1.09.2012

Sabar | dan | Ikhlas...?



Hari-hari kita bangun tidur atas izin-Nya melangkah demi langkah, nafas masih tetap terhembus dengan izin-Nya juga. Tidak dinamakan kita hidup jika tiada masalah baik masalah itu kecil mahupun masalah itu besar. Masalah boleh menjadikan kita semakin lemah atau semakin kuat. Maka beruntungnya apabila kita semua menjadi lebih kuat selepas sesuatu masalah itu dihadapi.


Masalah si A tidak sama dengan masalah si B, masing-masing punya masalah sendiri dan mungkin ada juga yang mempunyai masalah yang sama cuma dengan persekitaran dan suasana orang yang berbeza sesuai dengan diri masing-masing. Melalui hidup dalam dakwah ini tidak boleh tidak diiringi dengan sabar dan ikhlas kerana Allah SWT. Banyak jenis orang yg kita temui sepanjang hari dalam hidup ini punya personaliti berbeza. Ada yang mudah untuk kita bawa bicara, ada yang segan kita bawa untuk bicara, ada yang sukar untuk kita bawa bicara and ada yang macam-macam lah jenis orang kat dunia ni.


" Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya."

(Al-Baqarah : 286)



Yang pasti, kita mestilah mengimani dan meyakini bahawa Allah tidak mencipta alam ini tanpa tujuan atau untuk bermain-main sahaja, kerana perbuatan sia-sia dan main-main yang tidak mempunyai tujuan itu tidak layak bagi Allah yang bersifat dengan sifat-sifat kesempurnaan. (Apa Ertinya Saya Menganut Islam)


"Maka apakah kamu mengira bahawa sesungguhnya Kami menciptakan kamu untuk bermain-main (sahaja) dan bahawa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami, maka Maha Suci Allah raja yang sebenarnya tiada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) arasy yang mulia."

(Al-Mukminun : 115-116)


Samalah halnya dengan kehadiran insan-insan dalam hidup kita, peristiwa-peristiwa dalam hidup kita sama ada kita suka atau tidak. Begitulah semuanya tidak berlaku dengan sia-sia. Terkadang apa yang sedang cuba kita usahakan sepertinya ada halangan, sepertinya ada orang lain yang tidak menyukai dengan fikiran, usaha dan pandangan kita terhadap sesuatu sehingga timbulnya masalah di situ.


Pernah kah dalam hidup pembaca-pembaca sekalian mempunyai seorang teman yang pernah tersungkur and pernah tersilap dalam menyusun langkah dan kemudian dia kembali ke jalan yang betul? SubhanAllah, sangat indah aturan dan rancangan Allah terhadap hamba-hamba Nya yang tak mampu kita tafsirkan. Justeru, kita tidak boleh meng-cop kan seseorang itu secara keseluruhan hanya pada sesuatu tempat/situasi/pandangan itu sahaja kerana mungkin teman kita itu mahu berubah cuma tidak tahu bermula di mana and bagaimana, mungkin teman kita itu sedang membuka langkah untuk berubah dengan kurniaan hidayah dari-Nya.



Soal hati dan niat kita pula bagaimana? Terkadang kita suka berfikir yang bukan-bukan terhadap sahabat kita dan perasaan itu malah ada yang sampai menyekat kita untuk lebih berukhwah dengan mereka. Apa sebenarnya yang ada dalam diri kita? Cuba periksa balik niat kita masing-masing dalam berkawan, bersahabat and berukhwah.. Terkadang kita tak sedar sahabat kita itu punya niat baik mahu berukhwah dengan lebih mendalam terhadap kita.


Bersabarlah kita dalam membuat sesuatu tindakan, duduk berfikirlah sejenak. Mungkin sesuatu perbuatan and niat kita itu ada yang boleh menimbulkan titik hitam dalam hati.. Terkadang masalah yang dihadapi kita tu memerlukan masa yang sangat lama and terkadang kita tak temui jalan keluarnya. Di situlah kita diuji dengan sekuat mana kita boleh berdiri, tentang sejauh mana kita boleh bertahan..



Kuala Lumpur








1.08.2012

Let's Get Out From Comfort Zone





Selesakah kita dengan apa yang telah kita achieve hari ini... selesa bagaimana? Mungkin selesa sehingga tidak mahu meningkatkan lagi mana-mana ruang kosong yang perlu diperbaiki...mungkin selesa sehingga malas mahu bersusaha lebih lagi... Allah mencipta manusia dengan sebaik-baik penciptaan begitu kompleks ciptaannya... Semua yang berlaku dalam hidup kita telah tersusun rapi sejak kita belum lahir lagi ke dunia.


Maha Suci Allah subhanAllah... betapa indahnya jika kita lihat apa yang datang dan pergi dalam hidup kita ini adalah dengan kasih dan sayangnya Allah pada kita. Kenapa kita dicampakkan ke sini? Kenapa kita dipertemukan dengan orang ini? Kenapa kita perlu exam pada hari ini? Bagaimana kita boleh tersentuh untuk membaca entri ini? Semua, semua itu ada hikmahnya...


Cuma hati ini seringkali men-deny kan hakikat hikmah yang Allah nak berikan pada kita sehingga kita menyangka bahawa hidup kita adalah hasil dari usaha kita sendiri, melupakan DIA yang telah mencipta kita dengan sebaik-baik penciptaan.




Melihat rakan, family kita atau sebagainya sebagai mad'u kita. Bila kita punya pandangan berubah seperti itu, kita tidak akan kecewa apabila mereka meninggalkan kita atau maybe diorang tak suka dengan kita. Kerana kita mencintai, kerana Allah SWT dan Rasulullah SAW sahaja yakni salah satu dari kemanisan iman. Bila kita meletakkan hati kita pada orang sekeliling kita bukan pada Allah SWT yang paling berhak, kita mudah jadi rasa down kerana fokus kita dah bertukar kepada makhluk-Nya.



Hidup penuh hikmah. Sangat rugi apabila kita tidak mahu meningkatkan diri kita lebih baik daripada semalam. Pernah terdengar kata-kata itu dari seorang ustazah semasa penulis berada di sekolah menengah.


Kita tetap kena berusaha sebaik mungkin dalam setiap lapangan hidup kita ini. Usaha kerana Allah SWT dapat pahala, usaha kerana sebab lain hanya membuahkan perasaan letih.


Marilah kita sama-sama memuhasabah diri dan meraih keredhaan dari-Nya agar hidup lebih bererti. Marilah kita sama-sama membuang jauh-jauh perasaan kita yang mahu orang lihat kita ni lebih baik atau perasaan takut kita yang menyebabkan perbuatan baik kita tu terbantut...





Rugilah hidup tanpa tujuan...
Rugilah hidup tanpa penghayatan...
Rugilah amal tanpa niat kerana Allah SWT...
Rugilah masa tanpa dipenuhi dengan kebaikan...
Kebaikan yang bukan saja memberi tempias pada kita...
malah orang lain di sekeliling kita...


Bukan pandangan manusia yang dicari...
Bukan pujian makhluk yang mahu dipinta...
Bukan pangkat, hormat orang yang kita mahu...
Biarlah orang fikir kita begini dan begitu...
Biarlah mereka tidak mengenali siapa kita...
Redha siapa yang mahu dicari?


Kita hanya seorang makhluk kecil yang mahu mengejar redha-Nya...
Yang penting kebaikan yang kita cuba buat,
kerana Allah SWT sahaja...



Kuala Lumpur




1.07.2012

Dilema Cinta Allah




Hari demi hari kita diberi dengan petunjuk-Nya tanpa kita sedari malah mungkin kita sedar namun kita enggan menyambutnya dengan hati yang terbuka. Dilema cinta kepada Allah. Suatu ceramah yang cukup bermakna untuk dicerna ke dalam jiwa, benar-benar memukul pintu hati yang keras membatu menghalang usaha untuk sampai kepada cahaya-Nya.


Hati yang kotor menyebabkan titik-titik hitam di hati malah terkadang kita tidak sedar kita sedang berbuat dosa kepada Allah. Berhatilah kita akan dosa-dosa kecil kerana gunung-gunung yang besar juga terbina dengan batu-batu kecil. Soal hati amat sukar untuk diungkapkan kerana kita dan Allah sahaja yang tahu apanya yang ada di dalam hati.


Bagaimana kita mahu menarik orang lain kepada islam bukan sahaja kepada bukan muslim malah juga kepada muslim sendiri? Apabila hati kita sendiri bergelut dengan kata-kata hati yang penuh iri, dengki, cemburu mahupun perasaan yang tidak suka. Mungkin ada dalam kalangan rakan-rakan kita yang sebenarnya tidak suka kepada kita namun dia menutupinya dengan senyuman. Apa sebenarnya yang ada dalam diri kita?




Marilah kita bersama memohon ampunan kepada-Nya. Bahawa ada dosa yang kita buat yang mungkin kita tak nampak tapi orang-orang sekeliling kita nampak akan apa yang kita buat tu. Apabila seseorang itu tidak menyukai seseorang lain, tempias rasa tidak suka itu juga mengenai pada orang yang tidak disukainya sehingga di situ timbul tanda tanya tentang manisnya berukhwah kerana Allah SWT.


Kita berkawan kerana apa? Adakah kerana rakan kita itu cantik/hensem? Adakah rakan kita itu bijak/genius? Rakan yang baik adalah rakan yang sentiasa bersama kita suka dan duka malah berani pula menegur kesilapan kita dan menegur apa yang patut untuk kebaikan.


Hati yang keras menghalang kita untuk mencerna bait-bait petunjuk-Nya melalui ceramah, majlis-majlis ilmu, usrah dan sebagainya yang membawa kita kepada mengenal-Nya dan mengenal islam dengan lebih dalam lagi insyaAllah.



Entri ini ditulis untuk kita sama-sama memuhasabah diri tentang di mana kita meletakkan Allah SWT dalam seluruh aspek kehidupan kita. Hanya hati yang benar-benar bersih dapat melihat di mana kesilapan kita dan apabila datang perasaan tidak enak tentang sesuatu hal maka lebih baik tinggalkan atau elakkan atau kurangkan. Seumpama lampu isyarat kuning yang mahu bertukar kepada merah. Berhati-hatilah apabila sampai pada lampu isyarat berwarna kuning supaya tidak terperangkap dalam lampu isyarat berwarna merah.


Di mana dan kerana apa kasih sayang kita sesama saudara selama ini? Di mana kita meletakkan ibu bapa kita dalam hidup selepas Allah dan Rasul? Adakah kita tahu apa kekurangan dan kelebihan mereka yang mungkin kita dapat turun padang membantu melengkapkan apa yang patut?


Semua persoalan ini menimbulkan tanda tanya pada kita sebagai hamba-Nya yang lemah hina.


Kita sebagai seorang daie harus sungguh-sungguh menegakkan islam dalam kehidupan kita dalam seluruh aspek. Kita sedang membawa orang kepada islam dan itu semua berkisar tentang hidayahnya Allah kepada hamba-Nya maka seharusnya dibalas dengan hubungan kita kepada Allah. Adakah dekat atau jauh? Dia yang menggerakkan hati-hati mereka dan hati-hati kita untuk memahami islam bukan sebab kita yang nak buat. Allah lah yang memberi ilham kepada kita untuk berubah dan melangkah jauh lebih baik memperbaiki diri di mana yang kurang dan mencontohi Rasulullah SAW, sahabat-sahabat baginda. Cinta siapa ini?





Penuhilah hati-hati kita dengan sentiasa mengingati Allah. Hasad, dengki, iri dan cemburu yang menguasai diri harus dibuang jauh sejauhnya. Memang ianya susah namun ingatlah itulah harga sebuah nikmat yang tidak terhingga daripada Allah, yang menyebabkan hati yang gersang menjadi berbunga-bunga cuba mendamba cinta-Nya dan kepada matlamat hidup akhir kita yakni syurga...



Kuala Lumpur





1.06.2012

Makruh Beri Salam Kepada...?





Umum mengetahui hukum memulakan salam adalah sunat. Dalil-dalilnya juga telah banyak kita temui. Menjawab salam pula hukumnya wajib. Tetapi disana terdapat beberapa tempat yang tidak disunatkan kita memberi salam dan tidak wajib menjawab.

Telah dinukilkan dalam kitab “ghizaul albab” karangan As-safarini jilid 1 m/s 242. Dimakruhkan memberi salam kepada beberapa kumpulan diantaranya:

Orang yang berwudhuk ( ketika sedang mengambil wudhuk )
Orang yang sedang berada didalam tandas
Orang yang sedang makan dan minum
Orang yang sedang berperang
Orang yang sedang membaca al-quran @ berdoa
Orang yang sedang berzikir dan bertalbiah ( ketika haji dan umrah )
Orang yang sedang mengajar,berkhutbah dan memberi nasihat
Orang yang mendengar khutbah dan nasihat.
Orang yang sedang azan dan iqamat.
Orang yang sedang qada’ hajat.
Orang yang sedang bersama isteri (jima’)
Orang yang sedang iqamat
Orang yang sedang mabuk.
Orang yang sedang sibuk dengan urusan qadhi
Orang yang sedang solat
Orang gila
Kanak-kanak
Orang yang mengantuk @ sedang tidur
Orang yang sedang dalam urusan penghakiman
Salam pemuda kepada pemudi @ sebaliknya yang ditakuti membawa fitnah
Sesiapa yang memberi salam ditempat yang tidak sepatutnya maka tidak wajib jawab…




Sang Murobbi






Mengimbau kembali cerita Sang Murabbi sebentar tadi banyak mengetuk hati untuk berfikir dan berfikir akan kerja-kerja di jalan ini. Sebelum ini pun pernah tengok cuma kali ini perasaannya jauh berbeza. Memperbaiki diri, mengajak orang lain bukan kerana mahukan pujian dan perhatian tinggi dari murabbi malah ia lebih jauh dari itu yakni sang murabbi kita yang paling atas iaitu Allah. Ada banyak kata-kata dalam filem ini yang menarik hati untuk lebih memahami jalan ini, insyaAllah.


"Allah memberi ganjaran yang sebesar-besarnya dan darjat yang setinggi-tingginya bagi mereka yang sabar dan lulus dalam ujian kehidupan di jalan dakwah...
Jika ujian cubaan yang diberikan oleh Allah hanya yang mudah-mudah sahaja tentu kita tak akan memperoleh ganjaran yang hebat...
Di situlah terletak hikmahnya yakni bagi seorang daie harus sungguh-sungguh dan sabar dalam meniti jalan dakwah ini....
Perjuangan ini tidak bisa dijalani dengan ketidaksungguhan, azam yang lemah dan pengorbanan yang sedikit...."




Kita selalu mendengar orang berkata, jadilah diri sendiri daripada kita menjadi orang lain. Namun bila difikirkan ada sesuatu yang tidak betul pada kata-kata ini. jadilah diri sendiri? Adalah lebih indah dan cantik if jadilah diri sendiri tapi tetap berusaha memperbaiki diri dan itulah sebaiknya daripada menjadi diri sendiri sehingga tidak mahu menerima pendapat orang lain walaupun pendapat itu boleh jadi betul.


" Kalau hanya berdakwah kita memang bisa, tapi apakah kita bisa cinta dengan dakwah.
Cinta itu butuh pengorbanan, waktu, tenaga dan harta.
Allah telah menggiring kita pada keimanan dan dakwah saja merupakan suatu kejayaan besar. Apakah pantas kita mahukan lebih imbalan dari itu?
Apalagi bila berupa jabatan kesenangan atau kemenangan."



"Kematian hati banyak orang tertawa sedang maut mengintainya...
Banyak orang cepat datang ke saf solat tapi ternyata cepat pula dia pergi...
Dingin tanpa penghayatan...
Banyak orang yang sedikit beramal tapi disebut-sebutnya banyak sekali...
merendahlah...
engkau kan seperti bintang ke bintang...
berkilau dipandang orang di atas riak air...
dan sang bintang pun jauh tinggi..
janganlah seperti asap yang mengangkat diri tinggi di langit..
padahal dirinya rendah hina..."




Istiqamah bukan sesuatu yang mudah untuk digapai. Istiqamah bukan sahaja bermaksud kita melakukan sesuatu amalan itu berulang-ulang. Semua kembali kepada hati dan niat kita kepada apa. Ternyata kefahaman terhadap sesuatu itu lebih banyak memberi pengaruh kepada semangat seseorang dalam jalan ini. Semangat tanpa ada kefahaman senang goyah bak tiang yang tidak cukup tiang-tiangnya, mudah jatuh...


" Setiap marhalah itu ada rijalnya, setiap marhalah ada masalahnya,
jadi kita masing-masing diberi cobaan daripada Allah SWT,
begitu juga dengan dakwah kita,
ubatnya adalah kesabaran, keikhlasan antum dan pengorbanan dari teman-teman..
dan kita...
kembali kepada soalan berkenaan dakwah...
kenapa kita melakukan dakwah ini?
kenapa kita cenderung pada dakwah ini, kita habis-habisan dalam dakwah ini?
kerana apa? Kerana Allah saja...
kita ingat bagaimana kata Allah,
bagaimana kata Rasul,
sudah selesai.."

Apa terjadi pula apabila berulang-ulang usaha kita tidak berhasil?

" Sabar di atas sabar. Antum berikan sabar di atas sabar kepada Allah SWT.
Allah akan segera datang dengan jalan keluarnya. InsyaAllah."




Bukan perhatian dari murobbi yang kita cari tapi pada perhatian-Nya yang lebih agung. Bertindak kerana Allah biarpun dengan segala kekurangan kita sebagai hamba-Nya. Jalan ini panjang dan penuh duri. Hidayah itu milik Allah SWT walau sejauh mana usaha kita nak tarik orang kepada Allah SWT, still penentunya adalah Allah SWT. Marilah kita sama-sama memohon untuk terus menerus dalam hidayah-Nya dan berusaha untuk terus istiqamah. InsyaAllah...


Kuala Lumpur