1.27.2012
ShariNG hoLIday FillS
1.16.2012
Nice Analogi
A berada kat atas bangunan.B berada di tingkat bawah.A nak panggil B,tapi B tak dengar.A pun baling duit syiling ke B dgn harapan B mendongak ke atas.Tapi B terus tunduk ambil duit syiling tu tanpa memandang ke atas [ke arah A].Bila A membaling batu ke bawah,lalu mengenai si B,baru B mendongak ke atas.
**Agak-agak kita dgn Allah macam tu ke?Apabila diberi musibah baru nak pandang Allah?
**Dan apabila diberi nikmat tak pernah bersyukur malah tak dikongsi sdikit pun dgn orang yg memerlukan.
~Allahu Allah,analogi di atas sedikit sebanyak memberi kesan di hati.Jom muhasabah diri.Moga kita tergolong dlm golongan hamba yg mensyukuri nikmatNya.ameen,InsyaAllah :') ~
via akuislam.com
Al-Miqdad bin Amru
(Sahabat, wafat pada tahun 33 H, dalam usia 70 tahun)
Pasukan Kavaleri Pertama Islam
Ia r.a dijadikan anak angkat oleh al-Aswad bin Abdu Yaghuts, sehingga (dulunya) ia dipanggil dengan al-Miqdad bin al-Aswad. Ketika turun ayat ke 5 surat Al Ahzaab yang artinya,
"Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka",
Ia r.a dipanggil dengan nama al-Miqdad bin Amru. Ia r.a ikut serta dalam perang Badar, Uhud dan semua peperangan, bersama Rasulullah S.a.w. Postur tubuhnya jangkung, berkulit sawo matang. Rambut kepalanya lebat dan matanya yang lebar dihiasi dengan bulu mata yang lebat pula. Janggutnya dikucir.
Al-Qosim bin Abdurrahman berkata, "Yang pertama kali menunggang kuda untuk berperang adalah al-Miqdad".
Bahkan, Rasulullah S.a.w pun memujinya, "Tidak ada seorangpun diantara kita yang menunggang kuda pada perang Uhud, kecuali al-Miqdad".
Thoriq bin Syihab meriwayatkan, bahwa Abdullah berkata,
"Saya menyaksikan al-Miqdad dalam suatu pertempuran. Sungguh aku lebih suka menjadi teman baginya yang sebenarnya, daripada hanya sekedar julukan. Ia (al-Miqdad) datang kepada Nabi ketika beliau sedang berdoa agar pasukan musyrikin kalah. Lalu ia berkata kepada Rasulullah,
" Wahai Rasulullah, demi Allah, kami tidak akan mengatakan kepadamu sebagaimana perkataan Bani Isra`il kepada Musa, "….pergilah kamu bersama Rabbmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja". (QS.5:24). Tetapi kami akan berperang disamping kiri dan kananmu serta dimuka dan belakangmu'. Lalu aku lihat muka beliau berseri karena (ucapan al-Miqdad) tersebut".
(HR.al-Imam Ahmad).
Riwayat dari Abdurrahmaan bin Jabir bin Nafir, dari bapaknya mengatakan
"Suatu hari kami duduk bersama al-Miqdad. Seorang lelaki datang dan berkata, "Beruntunglah kedua mata (al-Miqdad) ini yang telah melihat Rasulullah. Demi Allah, sungguh kami akan senang bila melihat apa yang kau lihat dan menyaksikan apa yang kau saksikan'.
Perkataan tersebut membuatnya marah, dan kami heran. Padahal ia tak pernah berkata kecuali, dalam kebaikan. Ia memandang lelaki tersebut dan berkata,
" Apa yang membuat orang ini mengkhayal sesuatu yang tidak Allah taqdirkan baginya. Ia tidak mengerti bagaimana keadaan dirinya seandainya menyaksikan (apa yang saya saksikan). Sungguh, suatu kaum telah datang dan menyaksikan Rasulullah, tetapi Allah membenamkan mereka ke Jahannam karena tidak mau membenarkan dan beriman kepadanya. Tidaklah engkau memuji Allah yang telah mengeluarkanmu dalam kondisi tidak mengerti apa-apa kecuali Rabbmu, lalu kalian membenarkan apa yang dibawa oleh Nabi kalian…."
(disarikan dari Shifatu ash-Shofwah,I/221-222)
Oleh : Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
1.15.2012
Penyakit Orang Baik2
Allah bertanya : “Apakah yang engkau telah lakukan untuk mensyukuri nikmat-nikmat ini?”, orang itu menjawab : “Aku berjuang di jalan-Mu sehingga terbunuh.”
Allah berfirman : “Engkau berdusta! Kerana engkau berjuang agar disebut sebagai pemberani!”
Dan sememangnya orang ramai menyebut sedemikian rupa. Orang itu lalu diseret atas wajahnya, kemudian dicampakkan ke dalam neraka.
Allah memanggil seseorang yang belajar ilmu, mengajarkannya dan membaca al-Quran.Orang ini dihadirkan, lalu disebut kepadanya semua nikmat Allah sehingga ia mengingatinya.
Allah lalu bertanya : “Apakah yang engkau telah lakukan untuk mensyukuri nikmat-nikmat ini?”
Dia menjawab : “Aku mempelajari ilmu, lalu mengajarkannya dan membaca al-Quran.”
Allah berfirman : “Engkau berdusta! Kerana engkau belajar agar disebut alim, dan membaca al-Quran agar disebut qari (hafiz).”
Dan sememangnya orang ramai menyebut sedemikian rupa. Orang itu lalu diseret atas wajahnya, kemudian dicampakkan ke dalam neraka.
Allah lalu memanggil seseorang yang telah diberikan harta yang melimpah ruah. Orang ini dihadirkan dan disebut-sebutkan kepadanya nikmat-nikmat Allah s.w.t sehingga ia mengingatinya.
Allah lalu bertanya : “Apakah yang engkau telah lakukan untuk mensyukuri nikmat-nikmat ini?”
Dia menjawab : “Aku membelanjakannya di tempat-tempat engkau kehendaki.”
Allah berfirman : “Engkau berdusta! Kerana engkau melakukannya agar dikenali sebagai dermawan.”
Dan sememangnya orang ramai menyebut sedemikian rupa. Orang itu lalu diseret atas wajahnya, kemudian dicampakkan ke dalam neraka.
Demikianlah penyakit orang baik, yg org jahat tidak lakukannya, yakni membanggakan apa jua amal kebaikan yang dilakukan. Dia ingin dikenali, mashyur atas tiket kebaikan yang dilakukan. Inilah yg dipanggil riak
Ali bin Abi Talib pernah berkata : Tanda riak itu 3 perkara : Malas beramal jika sendirian, rajin beramal jika dalam ramai, dan menambah amalan jika dipuji, dan menguranginya bila dicela.
Berkata Syeikh Abdul Qadir Dastuti : “Seorang hamba tidak patut berbangga dengan ilmu, harta dan jabatan yang dimilikinya sebelum ia selamat melintasi titian sirat. Apa gunanya pujian jika ia tetap terjatuh ke dalam neraka pada hari kiamat nanti?”
Pujian itu adalah ujian, dan nikmat yang bersyukur kepada-Nya. Demikianlah syukur, penghapus segala rasa bongkak diri. Berhati2lah penyakit ini, yg hanya pada org baik hati.
Wahai Daie
1.10.2012
Tidurrr | Zzzzz
Menurut Fudhail, ada dua kebiasaan yg dapat membuat hati keras:
Banyak tidur dan banyak makan.
(HR.Baihaqi)
Beberapa ahli ma'rifat mengatakan bahwa rasa sedih (karena dosa) tidak akan muncul dengan banyak tidur.
Safaraini, ketika menerangkan kebiasaan Abu Daud, mengatakan bahwa banyak tidur menyebabkan banyak bencana. Banyak tidur menandakan adanya kelemahan dan ketidak-cerdasan pada diri seseorang. Banyak tidur adalah penyebab timbulnya kemalasan, ketidak berdayaan dan hilangnya waktu untuk hal yang tidak bermanfaat. Banyak tidur menyebabkan hati mengeras, lalai, lalu mati. Banyak dalil yg menunjukkan hal itu yg berasal dari ucapan orang2 di masa lalu.
Ibnul Qayim menganggap banyak tidur sebagai salah satu penyebab rusaknya hati. Menurut beliau, banyak tidur mematikan hati, memperberat tubuh, membuang-buang waktu dan menyebabkan banyak kelalaian dan kemalasan.
Tidur ada yang sangat di benci dan ada pula yang bermanfaat bagi tubuh. Tidur yang bermanfaat adalah tidur yang pada saat di butuhkan. Tidur di permulaan malam lebih baik dan lebih bermanfaat dari pada tidur di akhir malam. Tidur di tengah siang lebih bermanfaat dari pada tidur di awal maupun di akhir siang. Tidur yang banyak di lakukan di hujung waktu bahayanya lebih besar dari manfaatnya, terutama yang dilakukan di waktu ashar atau pagi hari, kecuali bagi orang yang tidak tidur semalaman.
Di antara tidur yang di benci adalah tidur di antara waktu subuh dan matahari terbit, karena itu adalah waktu yang sangat berharga. Bagi para salih, bekerja pada waktu tersebut mempunyai keutamaan yg luar biasa. Bahkan, andaikan bekerja sepanjang malam, ia tidak akan berhenti pada waktu itu hingga terbit matahari. Waktu antara subuh dan matahari terbit adalah awal siang dan kuncinya, waktu turunnya rezeki dan berkah. Dari situlah siang berawal dan di situlah semua hikmah berkumpul. Maka, yang tidur pada waktu itu adalah orang yang terpaksa.
Secara umum, tidur yang paling baik adalah tidur setengah malam, yaitu pada awal malam (setelah waktu isyak) dan seperenam mlm yang akhir, kira2 8 jam. Menurut para dokter, ini adalah waktu yang paling baik untuk tidur. Jika kurang atau lebih dari itu akan menyebabkan tubuh sakit.
Di antara tidur yang tidak bermanfaat adalah tidur di awal malam (setelah matahari terbenam dan sebelum waktu isyak). Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam tidak menyukai tidur pada waktu itu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidur pada waktu itu tidak baik menurut syari'at maupun kesehatan.
Sama halnya dengan bnyak tidur, kurang tidur juga mengakibatkan bahaya yang tidak kalah besar. Di antaranya adalah mengakibatkan buruknya penampilan, sakitnya jiwa, dan hilangnya kemampuan berfikir dan beramal. Selain itu, kurang tidur juga menyebabkan munculnya penyakit yang berbahaya sehingga seseorang tidak dapat memanfaatkan hati dan tubuhnya.
Sesuatu yang ada akan lurus jika disikapi dengan adil. Barang siapa dapat bersikap adil, maka akan mandapatkan kebaikan. Hanya kepada Allah kami maminta perlindungan.
Dari Buku:Mengendalikan Hawa Nafsu
Oleh:Ali ibn Muhammad ad-Dihami
Semoga bermanfaat untuk kita selalu memuhasabah diri terutama diri sendiri dan selalu ingat tentang bahayanya tidur yang berlebihan..
Salam ukhwah...
Kuala Lumpur
1.09.2012
Sabar | dan | Ikhlas...?
Hari-hari kita bangun tidur atas izin-Nya melangkah demi langkah, nafas masih tetap terhembus dengan izin-Nya juga. Tidak dinamakan kita hidup jika tiada masalah baik masalah itu kecil mahupun masalah itu besar. Masalah boleh menjadikan kita semakin lemah atau semakin kuat. Maka beruntungnya apabila kita semua menjadi lebih kuat selepas sesuatu masalah itu dihadapi.
Masalah si A tidak sama dengan masalah si B, masing-masing punya masalah sendiri dan mungkin ada juga yang mempunyai masalah yang sama cuma dengan persekitaran dan suasana orang yang berbeza sesuai dengan diri masing-masing. Melalui hidup dalam dakwah ini tidak boleh tidak diiringi dengan sabar dan ikhlas kerana Allah SWT. Banyak jenis orang yg kita temui sepanjang hari dalam hidup ini punya personaliti berbeza. Ada yang mudah untuk kita bawa bicara, ada yang segan kita bawa untuk bicara, ada yang sukar untuk kita bawa bicara and ada yang macam-macam lah jenis orang kat dunia ni.
" Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya."
(Al-Baqarah : 286)
Yang pasti, kita mestilah mengimani dan meyakini bahawa Allah tidak mencipta alam ini tanpa tujuan atau untuk bermain-main sahaja, kerana perbuatan sia-sia dan main-main yang tidak mempunyai tujuan itu tidak layak bagi Allah yang bersifat dengan sifat-sifat kesempurnaan. (Apa Ertinya Saya Menganut Islam)
"Maka apakah kamu mengira bahawa sesungguhnya Kami menciptakan kamu untuk bermain-main (sahaja) dan bahawa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami, maka Maha Suci Allah raja yang sebenarnya tiada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) arasy yang mulia."
(Al-Mukminun : 115-116)
Samalah halnya dengan kehadiran insan-insan dalam hidup kita, peristiwa-peristiwa dalam hidup kita sama ada kita suka atau tidak. Begitulah semuanya tidak berlaku dengan sia-sia. Terkadang apa yang sedang cuba kita usahakan sepertinya ada halangan, sepertinya ada orang lain yang tidak menyukai dengan fikiran, usaha dan pandangan kita terhadap sesuatu sehingga timbulnya masalah di situ.
Pernah kah dalam hidup pembaca-pembaca sekalian mempunyai seorang teman yang pernah tersungkur and pernah tersilap dalam menyusun langkah dan kemudian dia kembali ke jalan yang betul? SubhanAllah, sangat indah aturan dan rancangan Allah terhadap hamba-hamba Nya yang tak mampu kita tafsirkan. Justeru, kita tidak boleh meng-cop kan seseorang itu secara keseluruhan hanya pada sesuatu tempat/situasi/pandangan itu sahaja kerana mungkin teman kita itu mahu berubah cuma tidak tahu bermula di mana and bagaimana, mungkin teman kita itu sedang membuka langkah untuk berubah dengan kurniaan hidayah dari-Nya.
Soal hati dan niat kita pula bagaimana? Terkadang kita suka berfikir yang bukan-bukan terhadap sahabat kita dan perasaan itu malah ada yang sampai menyekat kita untuk lebih berukhwah dengan mereka. Apa sebenarnya yang ada dalam diri kita? Cuba periksa balik niat kita masing-masing dalam berkawan, bersahabat and berukhwah.. Terkadang kita tak sedar sahabat kita itu punya niat baik mahu berukhwah dengan lebih mendalam terhadap kita.
Bersabarlah kita dalam membuat sesuatu tindakan, duduk berfikirlah sejenak. Mungkin sesuatu perbuatan and niat kita itu ada yang boleh menimbulkan titik hitam dalam hati.. Terkadang masalah yang dihadapi kita tu memerlukan masa yang sangat lama and terkadang kita tak temui jalan keluarnya. Di situlah kita diuji dengan sekuat mana kita boleh berdiri, tentang sejauh mana kita boleh bertahan..
Kuala Lumpur
1.08.2012
Let's Get Out From Comfort Zone
1.07.2012
Dilema Cinta Allah
1.06.2012
Makruh Beri Salam Kepada...?
Sang Murobbi
" Kalau hanya berdakwah kita memang bisa, tapi apakah kita bisa cinta dengan dakwah.Cinta itu butuh pengorbanan, waktu, tenaga dan harta.Allah telah menggiring kita pada keimanan dan dakwah saja merupakan suatu kejayaan besar. Apakah pantas kita mahukan lebih imbalan dari itu?Apalagi bila berupa jabatan kesenangan atau kemenangan."