4.22.2012
Adab Mendengar dan Adab Menolak
ADAB dan ETIKA MENDENGAR yang baik .....
1. Diam dan memperhatikan (QS 50/37)
2. Tidak memotong/memutus pembicaraan
3. Menghadapkan wajah pada pembicara dan tidak memalingkan wajah darinya sepanjang sesuai dengan syariat (bukan berbicara dengan lawan jenis)
4. Tidak menyela pembicaraan saudaranya walaupun ia sudah tahu, sepanjang bukan perkataan dosa.
5. Tidak merasa dalam hatinya bahwa ia lebih tahu dari yang berbicara
1. Ikhlas dan menghindari sifat senang menjadi pusat perhatian
2. Menjauhi ingin tersohor dan terkenal
3. Penolakan harus tetap menghormati dan lembut serta tidak meninggikan suara
4. Penolakan harus penuh dengan dalil dan taujih
5. Menghindari terjadinya perdebatan sengit
6. Hendaknya dimulai dengan menyampaikan sisi benarnya lebih dulu sebelum mengomentari yang salah
7. Penolakan tidak bertentangan dengan syari’at
8. Hal yang dibicarakan hendaknya merupakan hal yang penting dan dapat dilaksanakan dan bukan sesuatu yang belum terjadi
9. Ketika menolak hendaknya dengan memperhatikan tingkat ilmu lawan bicara, tidak berbicara di luar kemampuan lawan bicara yang dikuatirkan menjadi fitnah bagi diri dan agamanya
10. Saat menolak hendaknya menjaga hati dalam keadaan bersih, dan menghindari kebencian serta penyakit hati. Wamaa taufiiqi illaa billaah, ‘alaihi tawakkaltu wa ilaihi
uniib
Sumber : [http://assunnah-qatar.com/
Sweet Journey
4.21.2012
Pengenalan: Teori Kognitif Sosial
Tentu para pembaca berasa hairan dengan tajuk isi entri sang penulis kali ini, molek kiranya sang penulis berkongsi serba sedikit tentang hasil pengkajian kumpulan sang penulis dalam subjek Psikologi Perkembangan. Teori Kognitif Sosial. Oleh kerana sumber tentang teori ini di Malaysia agak tipis terutama dari segi pencarian melalui ustaz Google dan so on, jadi sang penulis ingin berkongsi juga buat rujukan pengkaji yang akan datang. InsyaAllah moga bermanfaat.
Bandura mengembangkan model deterministic resipkoral yang terdiri dari tiga faktor utama iaitu perilaku, person/kognitif dan lingkungan. Faktor ini saling berinteraksi dalam proses pembelajaran. Faktor lingkungan mempengaruhi perilaku,perilaku mempengaruhi lingkungan, faktor person/kognitif mempengaruhi perilaku.Faktor person Bandura tidak punya kecenderungan kognitif terutama pembawaan personaliti dan temperamen. Faktor kognitif mencakup ekspektasi, keyakinan,strategi pemikiran dan kecerdasan.
Dalam model pembelajaran Bandura, faktor person (kognitif) memainkan peranan penting. Faktor person (kognitif) yang dimaksud saat ini adalah self-efficasy atau efikasi diri. Reivich dan Shatté (2002) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan memecahkan masalah dengan efektif. Efikasi diri juga bererti meyakini diri sendiri mampu berhasil dan sukses. Individu dengan efikasi diri tinggi memiliki komitmen dalam memecahkan masalahnya dan tidak akan menyerah ketika menemukan bahawa strategi yang sedang digunakan itu tidak berhasil. Menurut Bandura(1994), individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan sangat mudah dalam menghadapi tentangan. Individu tidak merasa ragu karena ia memiliki kepercayaan yang penuh dengan kemampuan dirinya. Individu ini menurut Bandura (1994) akan cepat menghadapi masalah dan mampu bangkit dari kegagalan yang ia alami.
Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Situasi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial jenis ini. Contohnya, seseorang yang hidupnya dan dibesarkan di dalam lingkungan judi, maka dia cenderung untuk memilih bermain judi, atau sebaliknya menganggap bahwa judi itu adalah tidak baik.
Bandura (1977) menyatakan bahwa "Learning would be exceedingly laborious, not to mention hazardous, if people had to rely solely on the effects of their own action to inform them what to do. Fortunately, most human behavior is learned observationally through modeling: from observing others one form an idea of her new behavior are performed, and on later occasion this coded information serves as a guide for action".
Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory) merupakan penamaan baru dari Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) yang dikembangkan oleh Albert Bandura. Penamaan baru dengan nama Teori Kognitif Sosial ini dilakukan pada tahun 1970-an dan 1980-an. Idea pokok dari pemikiran Bandura (Bandura, 1962) juga merupakan pengembangan dari idea Miller dan Dollard tentang belajar meniru (imitative learning). Pada beberapa publikasinya, Bandura telah mengelaborasi proses belajar sosial dengan faktor-faktor kognitif dan behavioral yang memengaruhi seseorang dalam proses belajar sosial. Teori ini sangat berperanan dalam mempelajari efek dari isi media massa pada khalayak media di level individu.
Kuala Lumpur